2024 Pengarang: Harry Day | [email protected]. Terakhir diubah: 2023-12-17 15:47
Konsepsi (dari Lat. Conceptio "sistem pemahaman"):
- pandangan yang kompleks tentang sesuatu yang terkait satu sama lain dan membentuk sistem yang saling berhubungan;
- cara pemahaman tertentu, menafsirkan fenomena apa pun; sudut pandang utama, ide panduan untuk liputannya;
sistem pandangan tentang fenomena - di dunia, alam, masyarakat;
- sistem cara untuk memecahkan masalah;
- cara memahami, membedakan, dan menafsirkan fenomena apa pun, yang memunculkan pertimbangan dan kesimpulan yang hanya melekat padanya.
Sistem konsep membentuk gambaran dunia, yang mencerminkan pemahaman seseorang tentang realitas. Seseorang hidup tidak begitu banyak di dunia benda dan benda seperti di dunia konsep yang diciptakan olehnya untuk kebutuhan intelektual, spiritual, dan sosialnya.
Konsep tidak hanya mengungkapkan seperangkat atribut suatu objek, tetapi juga ide-ide, pengetahuan, asosiasi, pengalaman yang terkait dengannya. Misalnya: melihat sebuah meja, kita dihadapkan pada sebuah makna - meja adalah sebuah perabot, bisa berupa ruang makan, meja kopi, dll. Konsep tersebut memberikan konsep yang lebih luas: meja itu kokoh, meja tidak bisa dimakan, meja tidak berbahaya, dll.
Itu. Persepsi konseptual terdiri dari konsep individu yang termasuk dalam jaringan hubungan yang luas. Membangun hubungan antar konsep adalah proses otomatis. Akibatnya, kita tidak perlu mencoba makan meja untuk memahami bahwa itu tidak bisa dimakan.
Konsepnya ekspresif secara emosional. Misalnya: membuat konsep meja dapat membangkitkan pengalaman nostalgia masa kecil dengan makan malam di rumah orang tua.
Peran utama konsep dalam kehidupan mental kita adalah bahwa mereka menentukan strategi tindakan.
Dan, jika, di satu sisi, konseptualisasi adalah mekanisme adaptasi penting yang memungkinkan manusia mendominasi planet ini, maka di sisi lain, kita jatuh ke dalam perangkap konseptualisasi.
Keterlibatan kita dalam konsep situasi tertentu membuat kita bereaksi dengan cara tertentu, terkadang tidak adaptif dan kaku. Dan itu bisa menyakitkan. Kami takut, kami berduka, kami jatuh ke dalam keputusasaan di bawah pengaruh konsep kami. Mereka dianggap oleh kita sebagai bagian dari realitas, sebagai pengetahuan objektif, sebagai kebenaran. Tetapi! Konsep apa pun hanyalah hipotesis, dengan berbagai tingkat probabilitas yang sesuai dengan kenyataan atau peristiwa yang diprediksi. Dan ini sama sekali bukan realitas itu sendiri.
Tapi, bagaimana kita akan bertindak jika kita tidak memiliki konsep menakutkan, menindas, membunuh? Anak-anak kecil tidak bunuh diri, bahkan jika kondisi keberadaan mereka tidak tertahankan. Mereka terus hidup dan tidak memiliki pikiran untuk bunuh diri karena mereka belum memiliki konsep kematian.
Berbeda dengan persepsi konseptual tentang realitas, persepsi non-konseptual melepaskan beban berat dari konsep-konsep seperti "ditinggalkan tanpa uang", "dihina", "sendirian", "dipukuli", "ditolak".
Persepsi non-konseptual memberikan kesempatan untuk keluar dari siklus kebiasaan menanggapi situasi yang mendorong kita ke dalam pengalaman negatif.
Melepaskan kacamata konseptualitas, kita memiliki kesempatan untuk melihat fenomena, diri kita sendiri dan dunia, dengan tatapan murni, seperti anak kecil melihat benda dan objek, mengenalinya, tanpa melampirkan makna subjektif, aturan, dan penilaian apa pun.
Padahal, penyebab reaksi fobia atau depresi adalah kemampuan seseorang untuk dimasukkan ke dalam sistem konsep dan hubungan, yaitu. dikonseptualisasikan. Kita perlu belajar untuk memisahkan persepsi objektif dari bagaimana kita memberi makna pada objek yang kita amati atau situasi yang kita alami.
Direkomendasikan:
Distorsi Persepsi Kita Di Bawah Pengaruh Pengalaman Masa Lalu. Fenomena Transferensi Dan Kontratransferensi
Fenomena transferensi yang dijelaskan oleh Sigmnud Freud adalah salah satu penemuan utama dalam psikoanalisis dan praktik psikoterapi. Menurut Carl Gustav Jung, "pemindahan adalah alfa dan omega terapi." Fenomena ini terdiri dari kenyataan bahwa perasaan, harapan, perilaku, dan ciri-ciri lain dari hubungan dengan tokoh-tokoh penting dari masa lalu ditransfer (diproyeksikan) kepada orang lain di masa sekarang.
GANGGUAN SENSASI DAN PERSEPSI. Teori
Dasar kognisi sensorik adalah memperoleh informasi objektif tentang dunia di sekitar dan keadaan internal tubuh manusia melalui kerja penganalisis - visual, pendengaran, pengecapan, penciuman, taktil, dan proprioseptif. Namun, penganalisis memungkinkan kita untuk mendapatkan sensasi yang tersedia bagi kita (panas, dingin, warna, bentuk, ukuran, kualitas permukaan, tingkat keparahan, rasa dan bau) informasi hanya tentang kualitas tertentu dari suatu objek.
Persepsi Yang Tidak Menghakimi: Apa Yang Baik Dan Mengapa Begitu Sulit
Mengapa persepsi yang tidak menghakimi begitu baik dan mengapa orang masih tidak terburu-buru untuk melepaskan evaluasi (dan persepsi evaluatif)? Apa persepsi yang tidak menghakimi secara umum? Ini adalah penolakan terhadap evaluasi dan perbandingan dari apa yang dilihat seseorang di dunia di sekitarnya.
Ide Dan Persepsi Orang Yang Irasional
Konsep "ide irasional" ("ide irasional") diperkenalkan dan dijelaskan oleh psikolog Amerika Albert Ellis, pendiri psikoterapi rasional-emotif. Secara harfiah berarti semacam representasi atau gagasan yang bersifat keyakinan tentang diri sendiri, orang lain atau dunia di sekitar kita, tetapi tidak dikondisikan secara rasional dan benar secara logika.
Hubungan Interpersonal Siswa Dan Persepsi Hubungan Dengan Orang Tua Di Masa Kanak-kanak
Dalam karya yang disajikan, fitur hubungan interpersonal orang dewasa, serta fitur persepsi mereka tentang hubungan dengan orang tua di masa kanak-kanak, dipelajari. Sebanyak 100 orang mengambil bagian dalam penelitian (50 pria dan 50 wanita).